Foto ilustrasi
Jakarta, Spasi-id.com – Beberapa perusahaan teknologi besar menegaskan akan mengeluarkan kebijakan baru guna memerangi ekstremisme online. Salah Satunya,bdengan cara menghapus lebih banyak konten kekerasan.
Kesepakatan itu dilakukan saat pertemuan puncak dengan Gedung Putih tentang memerangi kekerasan yang dipicu kebencian. Sebagai pencegah, mereka akan lebih gencar mempromosikan literasi media dengan pengguna muda.
Pemilik Facebook, Meta, mengumumkan akan bermitra dengan para peneliti dari Middlebury Institute of International Studies’ Center on Terrorism, Extremism and Counterterrorism untuk memerangi kekerasan online ini.
YouTube juga akan melakukan hal yang sama, kebijakannya akan difokuskan untuk memerangi ekstremisme kekerasan dengan menghapus konten terkait tindakan kekerasan. Kebijakan itu bahkan berlaku bagi pengguna tak terlibat organisasi teroris sekali pun.
Situs streaming video itu juga mengatakan akan meluncurkan kampanye literasi media untuk mengajari pengguna yang lebih muda cara mengenali taktik manipulasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah.
Microsoft mengatakan akan membuat versi dasar dan lebih terjangkau dari kecerdasan buatan dan alat pembelajaran mesinnya tersedia untuk sekolah dan organisasi yang lebih kecil untuk membantu mereka mendeteksi dan mencegah kekerasan.
Diketahui, aplikasi seperti YouTube dan Facebook, sejak lama telah mendapatkan kecaman dari para kritikus. Mereka mengatakan, perusahaan telah membiarkan ujaran kebencian dan retorika kekerasan berkembang di layanan mereka.