Foto ilustrasi
Jakarta, Spasi-id.com – Mungkin dari kamu semua, sedikit banyak belum mengetahui
aroma vagina. Organ intim tersebut memang beraroma khas, dan beberapa di antaranya bisa menunjukkan normal tidaknya kondisi Miss V.
Kita ketahui, bahwa organ intim wanita memang lebih kompleks dari pada seorang pria. Pasalnya bukan hanya soal aroma saja, rasa Miss V wanita juga bisa berbeda-beda.
Dicuplik dari laman Klik Dokter, Minggu, 25 September 2022, rasa tersebut sangat bergantung dari flora normal, kebersihan, makanan yang dikonsumsi, serta pH-nya sendiri.
Adapun ragam jenis rasa vagina dan penyebab yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Rasa Logam
Vagina merupakan saluran internal yang secara alami bersifat asam. Dengan sifat asamnya itu, organ intim mampu menyeimbangkan jumlah bakteri yang berkembang di area tersebut.
Keasaman alami itu bisa diartikan menjadi beberapa rasa yang lebih kuat. Sebagian orang menggambarkan ini sebagai rasa logam.
Bahkan, mengutip dari Healthline, ada juga yang menggambarkan rasa vagina seperti rasa baterai!
Rasa logam pada vagina biasanya disebabkan oleh siklus haid yang baru selesai. Kemungkinan, sejumlah kecil darah masih berada di sekitar vagina Anda.
Darah itu sendiri secara alami memang punya cita rasa logam, karena adanya kandungan zat besi.
Perlu diwaspadai jika rasa cairan vagina Anda seperti logam namun dialami jauh di luar siklus menstruasi.
- Rasa Asin
Rasa asin ini berasal dari keringat yang dikeluarkan oleh tubuh. Jika Anda habis melakukan aktivitas fisik atau berada di lingkungan yang cukup panas, produksi keringat akan lebih banyak, tak terkecuali di bagian vagina.
Karena bentuk vagina yang kompleks, keringat tidak dengan mudah meninggalkan area tersebut.
Alhasil, cairan tubuh yang mengandung garam itu terjebak di dalamnya dan membuat rasa cairan Miss V asin.
Selain dari keringat, sisa urine setelah buang air kecil juga dapat membuat organ intim Anda semakin asin.
- Rasa Asam
Perlu diingat bahwa pH vagina yang normal adalah 3,5 (bersifat asam). Dengan demikian, tanpa adanya campuran keringat, rasa alami dari cairan Miss V adalah asam.
Nah, saat berhubungan seksual, lendir yang sedari awal sudah ada akan bercampur lagi dengan lendir baru yang dihasilkan oleh rangsangan seksual.
Ditambah dengan keringat akibat pergerakan, rasa vagina pun akan berubah dari yang benar-benar asam menjadi asin.
- Rasa Buah yang Terlalu Matang
Siapa sangka bahwa vulva bisa memberikan rasa seperti buah matang?
Normalnya, vagina tidak terasa manis atau seperti buah yang terlalu matang. Jika hal itu sampai terjadi, kemungkinan penyebabnya ada dua.
Pertama, Anda memang dengan sengaja memberikan “sesuatu” di dalam organ intim. Kedua, terjadi infeksi bakteri pada organ intim.
- Rasa yang Sangat Menusuk, Termasuk Pahit
Untuk rasa vagina yang satu ini memang cukup sulit untuk digambarkan. Yang jelas, rasanya seperti campur aduk dan sangat menyengat di lidah.
Jika hal tersebut sampai terjadi, maka kemungkinan besar pH alami Miss V sedang terganggu.
Hati-hati dengan kondisi pH yang tidak seimbang. Risiko untuk terkena peradangan, iritasi, dan infeksi akan semakin tinggi.
Rasa menyengat yang cenderung amis bisa menjadi tanda infeksi pada vagina. Salah satu infeksi yang paling sering, yaitu vaginosis bakterialis, yang dapat menyebabkan vagina berubah warna menjadi kekuningan dan berbau amis.
Selain itu, penyakit trikomoniasis juga merupakan infeksi menular seksual yang menyebabkan cairan vagina berbau seperti ikan mati.
Apabila kamu dan pasangan merasakan bau yang menusuk, sudah saatnya konsultasikan masalahnya kepada spesialis ginekolog. Dokter akan membantu menemukan penyebabnya dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Beberapa makanan bisa berpengaruh terhadap rasa vagina (lebih menyengat), meski pengaruhnya tidak besar. Contohnya asparagus, kari, dan minuman beralkohol.
Jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih dan sekaligus perokok berat, vagina bisa terasa pahit atau seperti makanan basi.
Lalu, perlukah vagina diberikan pewangi? Vagina sebenarnya sudah dapat menjaga pH dengan sendirinya, sehingga tidak memerlukan perawatan tertentu.
Namun, apabila muncul bau yang menusuk, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter dan hindari menggunakan semprotan pewangi untuk menutupinya.
Sabun, gel, dan pembersih kewanitaan terkadang malah dapat mengganggu pH normal vagina dan menyebabkan peningkatan perkembangan bakteri.
Selain itu, tidak terdapat penelitian yang valid yang menyatakan bahwa wanita dapat mengganti rasa vaginanya.