Foto ilustrasi
Awas, Kekurangan Vitamin B12 Akan Alami Hal Ini
Jakarta, Spasi-id.com -Merasa lelah sepanjang waktu tentu dapat menghambat jalannya aktivitas sehari-hari. Rasa lelah ini bisa dipicu oleh beberapa masalah, di mana salah satunya adalah kekurangan atau defisiensi vitamin B12.
Meski bisa ditemukan dalam banyak makanan, insufiensi dan defisiensi vitamin B12 merupakan kondisi yang cukup umum terjadi. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh minimnya asupan vitamin B12, gangguan penyerapan, masalah kesehatan tertentu, atau penggunaan obat tertentu.
Vitamin B12 pada dasarnya merupakan zat gizi esensial yang diperlukan tubuh untuk memproses DNA dan memproduksi energi. Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk menyerap B12 dari makanan juga menurun. Oleh karena itu, defisiensi vitamin B12 cukup umum di kalangan lansia.
Selain lansia, penganut diet vegan juga rentan mengalami defisiensi B12 karena mereka tidak mengonsumsi produk hewani termasuk susu dan telur. Penganut diet vegan memiliki risiko hingga 92 persen untuk mengalami defisiensi B12.
Ketika seseorang mengalami defisiensi vitamin B12, dia akan merasa lelah meski sudah banyak mendapatkan waktu istirahat dan tidur. Rasa lelah ini muncul karena sel-sel tubuh tak mendapatkan vitamin B12 yang cukup untuk bisa berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
Defisiensi vitamin B12 juga dapat menurunkan produksi sel darah merah yang normal. Kondisi ini dapat mengganggu aliran oksigen di dalam tubuh.
Kondisi bernama anemia megaloblastik juga sering terjadi pada penderita defisiensi B12. Anemia megaloblastik bisa menyebabkan pembentukan sel darah merah yang besar, abnormal, dan imatur, serta turut mengganggu sintesis DNA.
“Beberapa jenis anemia juga dapat menyebabkan lelah dan lemah. Pada kondisi ini, (defisiensi) B12 dan anemia saling mendukung,” jelas Renue Pharmacy, seperti dilansir Mirror, Ahad (19/6/2022).
Selain lelah yang terus-menerus, defisiensi B12 juga kerap memunculkan beberapa gejala lain. Gejala tersebut meliputi kuning tampak pucat atau kekuningan, lidah memerah atau nyeri, sariawan, kesemutan, perubahan cara berjalan atau bergerak, gangguan penglihatan, mudah marah, dan depresi.