Foto ilustrasi jerapah
Jakarta, Spasi-id.com – Jerapah yang kita kenal saat ini adalah asli Afrika, tetapi sekitar 20 juta tahun yang lalu, nenek moyang mereka juga berkeliaran di sepanjang Eropa dan Asia.
Dikutip dari idntimes.com yang melansir laman Girrafe World, jerapah purba tampak seperti rusa dan jauh lebih pendek daripada jerapah modern.
Namun, ada beberapa perdebatan ilmiah tentang bagaimana leher jerapah bisa menjadi sangat panjang seperti saat ini.
Teori Lamarck yang diperkenalkan pada awal 1800-an menyatakan bahwa langkanya makanan di tanah membuat jerapah secara naluriah mengangkat leher mereka setinggi mungkin untuk mencapai makanan.
Namun seiring waktu, ukuran leher menjadi lebih panjang yang memungkinkan jerapah bertahan hidup.
Charles Darwin punya teori lain tentang survival of the fittest. Ia percaya bahwa beberapa jerapah memiliki mutasi genetik yang memungkinkan mereka mengembangkan leher yang lebih panjang.
Para pejantan ini kemudian berkembang biak dan menurunkan kode genetik ke generasi berikutnya.
Sementara, pejantan yang tidak cukup makan tidak akan kuat kawin dengan betina hingga akhirnya mati tanpa memiliki keturunan.