Foto ciri Cacar monyet/istimewa
Jakarta, Spasi-id.com – Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk terus melanjutkan tracing kontak erat penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengumumkan temuan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun di Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti menyampaikan, sejauh ini, hasil tracing dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menemukan 3 (tiga) orang kontak erat, yang sampai saat ini ketiganya dalam kondisi baik dan tidak mempunyai keluhan kesehatan.
“Sebelum ditemukannya kasus pertama ini, kami sudah pernah menerima laporan dan melakukan penyelidikan epidemiologi pada 11 orang terduga yang ditemukan sejak 20 Mei 2022, yang semuanya setelah melalui pemeriksaan laboratorium diketahui negatif cacar monyet,” jelas Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/8/2022).
“Hal ini sebagai bagian dari upaya menemukan kasus sedini mungkin, agar dapat dilakukan pemutusan rantai penularan dengan segera,” sambungnya.
Widyastuti juga menyebut, pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi pasien dan seluruh kontak eratnya.
“Pasien cukup kooperatif dan terbuka dengan tim kami. Kondisi pasien juga sudah membaik,” imbuhnya.
Untuk diketahui, gejala cacar monyet umumnya diawali dengan demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar getah bening yang ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha (selangkangan).
Selain itu, gejala umum ini dapat disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan rasa lelah yang berkepanjangan. Setelah 1-3 hari sejak demam, gejala akan disusul dengan munculnya ruam pada kulit di beberapa bagian tubuh, berbentuk bintik merah seperti cacar, melepuh kecil berisi cairan bening atau berisi nanah yang kemudian menjadi keropeng dan rontok. Jumlah Lesi (luka atau lenting gelembung berisi cairan di kulit) dapat sedikit maupun beberapa buah yang tersebar.