Foto ilustrasi
Jakarta, Spasi-id.com – Kejadian diabetes tipe 2 kerap dikaitkan dengan konsumsi gula yang berlebih pada makanan atau minuman. Ternyata selain gula, konsumsi jenis daging tertentu secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh tak lagi bisa menggunakan insulin secara optimal, sehingga sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi. Akibatnya, gula akan menumpuk di aliran darah dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Makanan tinggi gula atau lemak yang dikonsumsi secara berlebih kerap memicu terjadinya diabetes tipe 2. Namun, menurut studi terbaru, makanan yang tinggi akan kandungan zat besi heme juga dapat mendorong terjadinya diabetes tipe 2. Dua jenis daging yang diketahui tinggi akan kandungan zat besi heme adalah daging merah dan unggas.
Konsumsi daging merah dan unggas yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes yang lebih tinggi secara signifikan, ini disebabkan oleh kadar zat besi heme yang tinggi dalam daging-daging tersebut,” pungkas sebuah laporan dalam Science Daily pada 2017, seperti dilansir Express, Rabu (14/9/2022).
Melalui sebuah percobaan, tim peneliti menemukan bahwa zat besi heme merupakan salah satu kandungan dalam daging merah yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain zat besi heme, daging merah juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 melalui landungan lemaknya yang tinggi, khususnya lemak jenuh.
Konsumsi lemak jenuh yang tinggi bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dengan cara menambah penumpukan lemak visceral atau lemak perut. Sedangkan pada daging unggas, tim peneliti menemukan bahwa hanya zat besi heme saja yang dapat memicu peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Saat kandungan zat besi heme dalam daging unggas disesuaikan, tim peneliti tak menemukan adanya hubungan antara daging unggas dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Sebuah studi lain juga mengungkapkan hal serupa. Studi dalam jurnal BMC Public Health tersebut menemukan bahwa asupan zat besi heme berhubungan secara langsung dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
“Asupan zat besi heme memiliki hubungan langsung dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi pada orang dewasa,” kata tim peneliti.
Menurut laporan, hubungan antara zat besi heme dan risiko diabetes tipe 2 kemungkinkan berkaitan dengan bioavailabilitas yang dipunyai oleh zat besi heme. Meski mekanisme yang mendasari kedua hal ini masih belum benar-benar jelas, beberapa bukti juga menunjukkan bahwa satus zat besi mempengaruhi kerusakan oksidatif di dalam DNA.
Berdasarkan teori, fenomena tersebut bisa memicu terjadinya kondisi yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, seperti resistensi insulin atau defisiensi insulin. Hubungan antara zat heme dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 makin terlihat bila seseorang mengonsumsi zat heme dalam dosis yang tinggi.
Asupan zat heme yang tinggi pun berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolon, kanker pankreas, dan kanker paru.
Menurut laporan, hubungan antara zat besi heme dan risiko diabetes tipe 2 kemungkinkan berkaitan dengan bioavailabilitas yang dipunyai oleh zat besi heme. Meski mekanisme yang mendasari kedua hal ini masih belum benar-benar jelas, beberapa bukti juga menunjukkan bahwa satus zat besi mempengaruhi kerusakan oksidatif di dalam DNA.
Berdasarkan teori, fenomena tersebut bisa memicu terjadinya kondisi yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, seperti resistensi insulin atau defisiensi insulin. Hubungan antara zat heme dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 makin terlihat bila seseorang mengonsumsi zat heme dalam dosis yang tinggi.
Asupan zat heme yang tinggi pun berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolon, kanker pankreas, dan kanker paru.
Harvard TH Chan School of Public Health (HSPH) mengungkapkan bahwa zat besi sebenarnya merupakan mineral yang sangat penting dalam menunjang kesehatan darah. Zat besi terdiri dari dua jenis, yaitu zat besi heme dan non heme.