Foto ilustrasi/ Shutterstock.com
Jakarta,Spasi-id.com – Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan Rabu (14/9/2022), seiring prediksi peningkatan permintaan bahan bakar global, yang mengimbangi kekhawatiran pasar atas kenaikan suku bunga Federal Reserve AS.
Data perdagangan hingga pukul 09:47 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak November tumbuh 0,17 persen menjadi 93,33 dolar AS per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman November merosot 0,22 persen sebesar 87,08 dolar AS per barel.
Sebelumnya, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa (13/9/2022) memprediksi ada peningkatan permintaan minyak di tingkat global pada tahun 2022 dan 2023.
OPEC memperkirakan permintaan minyak akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) pada 2022 dan 2,7 juta bph pada 2023, sebagaimana tertuang dalam laporan bulanan OPEC.
Perkiraan tersebut memberi sinyal bahwa ekonomi global akan tumbuh lebih baik meskipun masih terhambat lonjakan inflasi.
“Pergerakan harga minyak yang tangguh menunjukkan bahwa kekurangan pasokan masih menjadi masalah utama di pasar fisik, terutama setelah OPEC mempertahankan prospek permintaan secara positif,” kata Analis CMC Markets, Tina Teng, dilansir Reuters, Rabu (14/9/2022).
Kenaikan harga minyak juga didukung oleh laporan bahwa pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengisi kembali cadangan minyak strategisnya, serta ekspektasi pasar yang lebih rendah terhadap munculnya kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Barat dengan Iran.
Meski demikian, laporan inflasi AS sebesar 8,3 persen tampak menurunkan harapan bagi investor terhadap penurunan pengetatan kebijakan suku bunga Fed. Pejabat Fed akan bertemu Selasa dan Rabu depan, untuk memutuskan kebijakan suku bunga.