Foto ilustrasi anak alami stres/istimewa
Jakarta, Spasi-id.com – Kehidupan di kota besar banyak dinamika dan problema yang membuat orang yang di dalamnya mengalami stres. Bahkan saat ini stres bukan hanya monopoli orang dewasa namun juga dialami anak-anak.
Ketika anak mengalami stres, ada beberapa tanda yang bisa orangtua lihat. Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, ternyata ada beberapa ciri tentang anak yang sedang stres.
Berikut ini enam tanda anak mengalami stres, yang perlu orangtua ketahui.
Tanda pertama anak mengalami stres adalah adanya perubahan perilaku dalam kegiatan sehari-harinya.
Perubahan perilaku ini biasanya menjurus pada sikap yang aneh dan jarang terlihat.
“Biasanya kadang di stres ringan itu kita enggak melihat, enggak bisa mengamati, bahkan kita menganggap anak malas,” kata Samanta di Thamrin Nine, Jakarta Pusat yang dikutip pada Minggu (25/9/2022).
Sulit bangun tidur
Sulit bangun tidur juga menjadi salah satu tanda anak sedang stres.
“Bangun tidurnya lama itu sudah tanda-tanda stres. Pada saat tidur, pernah ngamatin enggak, dia tidurnya mengigau, ada mimpi buruk, atau kakinya tuh suka tegang jadi kayak ada kaget-kaget gitu. Jadi pokoknya dari fisiknya dulu itu sudah terlihat,” katanya.
Susah tidur
Selain sulit bangun tidur, sulit tidur bisa juga disebut sebagai ciri anak dalam kondisi stres. Salah satu tandanya, anak biasanya lebih tertarik pada kegiatan bermain atau menonton TV di waktu biasanya sudah tertidur.
“Lalu diajak tidur itu susah. Kayak maunya nempel terus, maunya coba nonton TV, atau maunya main terus. Diarahin buat belajar dia enggak mau,” jelasnya.
Penurunan nilai akademik
Samanta mengatakan, anak yang sudah berusia lebih besar kemungkinan menunjukkan tanda-tanda stres melalui nilai akademisnya.
Penurunan nilai di sekolah bisa menjadi tanda anak kehilangan konsentrasi saat belajar karena persoalan lain.
“Kalau sudah umur 8 atau 11 tahun sudah ada nilai-nilainya, kelihatan tuh. Oh dia di sekolah kurang perform dari akademisnya, konsentrasi belajarnya menurun, itu berarti sudah tanda-tanda (anak stres),” jelasnya.
Menurunnya perilaku
Menurunnya perkembangan anak dapat dijadikan ciri anak dalam keadaan stres. Misalnya saja ketika anak tiba-tiba mengompol saat tengah malam atau ketika bermain.
“Dia bisa jadi bukan pada saat tidur saja ngompol atau BAB di celana, tapi pada saat aktivitas sehari-hari. Jadi ya biasa lagi main, wah kok dia ngompol, sih? Terus kita langsung marahin dia, nah itu bikin dia semakin stres dan cemas, karena dia kan enggak tahu apa yang terjadi sama dirinya. Jadi masalahnya enggak selesai-selesai,” jelasnya.
Sementara itu, anak yang lebih besar cenderung memperlihatkan sikap sebaliknya. Mereka lebih suka mengurung diri di kamar.
“Mengurung diri di kamar terus. Biasanya (anak) yang sudah pre-teen, apalagi sudah remaja dia pasti jauh cenderung mengurung diri di dalam kamar. Diketok, diajak pergi, enggak mau. Itu sudah tanda-tandanya,” sambungnya.
Pengulangan perilaku selama 2 minggu
Ketika anak mulai mengalami perubahan perilaku, orang tua perlu tahu seberapa lama kondisi ini berulang.
Jika terus terjadi selama 2 minggu, Samanta menyarankan agar anak segera di bawa ke profesional, salah satunya seperti ke Psikolog anak.
“Kita bisa lihat dia berapa kali mengurangi perilaku yang berbeda dari kebiasaannya. Kalau dua minggu berturut-turut, langsung dibawa saja ke profesional. Jangan kita berusaha sendiri karena bisa jadi kondisi stresnya sudah meningkat dan memang membutuhkan penanganan yang lebih serius,” ucapnya.